Cerpen pengalaman pribadi

 Awal yang salah
  Namaku adalah Aleyza Naiara Putri aku biasa dipanggil aleyza atau bisa juga dipanggil Ale. Aku memiliki dua orang sahabat, yang pertama adalah  Ifa As-syahira dan yang kedua adalah Oktavia Ningtyas. Aku dan Ira sudah bersahabat sejak kecil dikarenakan rumah kami yang berdekatan dan umur kami yang memang seumuran. Sedangkan dengan Via aku mulai bersahabat sejak kami mulai masuk TK, dan sekarang Aku,Ira,dan Via  menduduki bangku kelas 4 SD.
   Pagi ini seperti pagi-pagi biasanya aku melaksanakan kewajibanku seperti layaknya anak-anak seusiaku. Tepat pada pukul 06.20 aku dan sahabatku yaitu Ira kami berangkat menuju sekolah dengan berjalan kaki dikarenakan letak sekolah dengan rumah ku dan Ira yang lumayan dekat.
   Diperjalanan Aku dan Ira suka bercanda dengan saling menggoda dan mengejek. Namun kami tidak pernah memasuki kedalam hati kata kata tersebut, karena kami hanya saling bercanda. Sesampainya disekolah kami langsung menuju kelas karena hari ini adalah jadwal piket kami. Saat itu hari masih terlalu pagi, dan keadaan kelas belum terlalu ramai karena kami datang  sebelum teman teman kelas datang. Pada saat kami sedang asyik membersihkan kelas dan sesekali bercanda teman teman mulai berdatangan, ketika jarum jam menunjukkan pukul 07.00 tepat setelah kami selesai membersihkan ruang kelas bel pertanda masuk pun berbunyi, dan  anak-anak yang berada diluar pun berlari lari dan segera memasuki kelas. Begitupun dengan Aku dan Ira, setelah 10 menit lamanya kami menunggu Ibu guru Winda didalam kelas akhirnya beliau datang, beliau datang dengan  dua orang siswi dibelakangnya.
   Ibu guru memerintahkan kedua siswi itu untuk memperkenalkan diri kepada kami. Siswi yang memiliki wajah blasteran itu mengenalkan dirinya terlebih dahulu “hai perkenalkan namaku Noni Ellya Novitasari senang bertemu dengan kalian,” ucapnya . Lalu disusul dengan siswi yang satunya “ hai namaku Atika Fairuz Khalisa senang berkenalan dengan kalian,” ucapnya memperkenalkan diri. Setelah acara perkenalan diri berlangsung bu Winda menyuruh kedua siswi baru itu untu duduk. Kebetulan salah satu kursi didepanku sedang kosong  sehingga, salah satu anak baru itu duduk didepanku sedangkan yang satunya duduk dibangku yang kosong dibagian belakang.
    Setelah lama mendengar penjelasan dari bu Winda bel istirahatpun berbunyi. Akhirnya bu Winda pun mengakhiri proses belajar-mengajarnya. Aku dan Ira yang duduk dibagian belakang murid baru itupun mengajaknya berkenalan “ hai kenalkan namaku Aleyza Naiara Putri kamu bisa panggil aku Ale dan yang  ini sahabat-sahabatku Ifa As-Syahira kamu bisa memanggilnya Ira sedangkan ini Oktavia Ningtyas kamu bisa memanggilnya Via”, ucapku memperkenalkan diriku dan sahabat-sahabatku. Lalu ia membalas memperkenalkan diri namaku Lisa dan yang ini Novi. Akupun hanya mengangguk saja sebab tadi  saat ia baru masuk kelas ia sudah memperkenalkan diri. Akupun mengajaknya untuk pergi kekantin bersama, iapun mengangguk setuju.
   Setelah beberapa lama bulan Lisa dan Novi pindah ke sekolahku,  aku sudah lumayan dekat dengan mereka berdua, begitu juga dengan Via. Namun berbeda dengan Ira yang terlihat tidak suka dengan keberadaan Lisa dan Novi. Aku berpikir mungkin Ira membutuhkan waktu beradaptasi dengan keberadaan mereka berdua agar menjadi dekat.
   Sampai dengan suatu saat, kejadian yang tidak pernah aku duga dan bayangkan terjadi menimpa diriku dan Ira. Saat aku dan kedua sahabatku yaitu Ira dan juga Via sadang berdiri di dekat anak tangga terlihatlah Novi yang sedang bermain kejar-kejaran bersama anak-anak yang lain berlari kearah tempat kami berdiri. Tanpa sengaja Novi menyenggol pundakku yang menyebabkan tubuhku oleng dan tidak seimbang yang mengakibatkan aku hampir terjatuh. Lalu Ira dengan segera menarik tanganku sehingga aku tidak jadi terjatuh. Namun karena tubuh Ira dan tubuhku tersenggol kembali oleh tubuh anak-anak yang mengejar Novi mengakibatkan tubuh Ira dan tubuhku terjatuh kebawah. Untung anak tangga tempat kami jatuh tidak begitu tinngi sehingga luka yang kami alamipun tidak begitu parah.
   Pada saat badan kami sudah berada di bawah , Via berlari turun dan  menghampiri dan melihat keadaan kami. Via langsung histeris melihat keadaan kami lalu ia dengan segera berteriak memanggil guru yang berada disekitar sana untuk menolong kami. Pada saat itu aku merasakan seluruh badanku sakit semua,  Aku sempat melihat keadaan Ira yang keadaannya tidak jauh berbeda dengan keadaanku. Aku merasakan kepala ku sakit dan pandanganku yang mengabur , aku tetap berusaha untuk tetap menjaga kesadaranku agar tetap terjaga. Samar samar aku mendengar suara orang berlarian kearah ku, dan aku bisa mendengar suara kepanikan disekitarku pada saat itu tubuh ku seolah lemas aku masih bisa merasakan tubuhku ketika diangkat  dan aku merasa pasrah ketika kesadaran ku seolah hanyut dalam kegelapan dan aku sudah  tidak dapat mempertahankan kesadaranku dan suara suara disekitar ku seolah ikut lenyap sesaat pandanganku mulai terasa gelap.
   Pada saat aku sudah sadar aku melihat keadaan sekelilingku yang dipenuhi oleh warna putih dan aku mencium bau obat-obatan yang menusuk indra penciumanku. Aku menoleh kearah samping kiriku aku melihat ada seorang dokter dan perawat yang sedang menanti kesadaranku. dokter itu sedang berbicara kepada ibu guru Winda, dokter  mengatakan bahwa keadaanku sudah lebih baik hanya ada sedikit trauma yang disebabkan oleh benturan yang terjadi di kepala.
   Setelah dokter dan perawat itu pergi meninggalkan ruanganku, Ibu guru Winda berbicara kepadaku dan mengatakan bahwa orangtuaku sebentar lagi akan datang. Dan benar saja tak selang bebebrapa menit mama dan papaku datang, ia terkejut melihat keadaanku namun hal itu tidak berlangsung lama karena Ibu guru dengan cepat memberitahu tentang keadaanku yang membuat mama dan papa menjadi tenang.
   Setelah itu aku langsung dipindahkan kedalam kamar rawat biasa agar aku bisa beristirahat lebih nyaman lagi. Sesampainya dikamar rawat aku langsung disuruh tidur oleh mama karena mama dan papa akan kembali lagi kekantor sebentar, sepulangnya mereka membawakan keperluan ku selama aku dirumah sakit. Mama berkata bahwa sebentar lagi bik Inah akan datang menemani di rumah sakit selama mama dan papa menyelesaikan urusan kantornya.
   Menjelang sore ketika jarum jam menunjukkan  pukul 4 lebih aku terbangun dan langsung melihat bik Inah yang menemaniku sedari tadi. Bik inah menawariku untuk makan dan akupun hanya menggangguk saja karena aku bisa merasakan perutku sudah lapar. Setelah makan aku mengajak bik Inah untuk mengantarku keruang rawat Ira. Namun bik Inah menolaknya bik Inah takut karena aku masih sakit, sampai dengan tante Nita yang kebetulan menjadi dokter di rumah sakit itu datang dan mengizinkanku untuk mengunjungi Ira .
   Sesampainya dikamar rawat Ira aku melihat dia sedang makan dan disuapi buah oleh bundanya. Aku dan tanteku masuk kedalam kamar rawat Ira yang langsung disambut oleh Ira dan Bundanya. Aku melihat keadaan Ira yang sudah lebih baik dan aku sangat mensyukuri hal itu karena jika tidak aku akan merasa bersalah atas keadaannya. Akupun menghampirinya dan mengobrol bersama. Setelah beberapa lama mengobrol dengan Ira suara tante Nita terdengar memutus obrolan kami karena ini sudah waktunya aku kembali ke kamar. Setelah pamit kepada Ira dan juga Bundanya Aku dan tante Nita meninggalkan kamar  rawat Ira. Sesampainya dikamar`rawatku aku sudah melihat mama dan papa serta kakakku sudah berada disana. Aku pun langsung menghampirinya dan segera bercanda dan mengobrol  dengan kakakku yang terkadang mama dan juga papa yang ikut menimpali candaan dan obrolan kami.
   Setelah beberapa hari aku dirawat di R.S aku sudah diperbolehkan pulang oleh sang dokter. Namun mama tidak mengijinkanku untuk langsung masuk sekolah. Mama memintaku untuk istirahat sehari lagi agar keadaanku lebih baik lagi. Setelah beberapa hari aku tidak masuk sekolah, hari ini aku sudah mulai kembali bersekolah dikarenakan beberapa hari lagi UAS akan berlangsung. Sesampainya aku disekolah aku langsung disambut dengan Ira dan juga Via. Via sangat senang karena aku dan juga Ira sudah mulai bersekolah lagi. Via bercerita tentang kebosanannya berada disekolah tanpa keberadaanku dan juga Ira.  Via mengatakan bahwa ia sekarang sudah tidak takut merasa bosan lagi karena Aku dan ira sudah mulai bersekolah lagi dan pasti hari-hari berikutnya akan lebih menyenangkan daripada sebelumnya karena ada kami berdua.
   Sejak insiden jatuhnya Aku dan juga Ira, Ira dan juga Via menjadi bertambah tidak suka dengan Lisa dan juga Novi, padahal Novi sudah meminta maaf kepada kami namun Ira dan juga Via  nampaknya masih belum juga memaafkannya. Bahlan Lisa selaku saudara Novi yang tidak tahu apa-apa tentang kejadian itupun meminta maaf. Namun tetap saja Via dan juga tetap tidak memaafkan mereka berdua. Jika aku bertanya apa alasan mereka berdua tidak mau memaafkan Novi dan juga Lisa mereka berdua hanya diam saja atau mengalihkan topik pembicaraan.
   Setelah menjalani UAS selama semingggu dan juga class metting hari ini akan ada pembagiaan raport. Aku merasa gugub untuk melihat nilai-nilaiku nanti meskipun aku sudah belajar dengan serius saat ulangan kemarin namun tatap saja aku merasa gugub, begitupula dengan Via. Namun, berbeda dengan Ira yang begitu santai,ia tidak begitu cemas untuk melihat nilai-nilainya nati karena ia yakin bahwa ia akan mendapat peringkat satu lagi.
   Pada saat ibu guru mengumumkan siswa-siswi yang mendapatkan peringkata 1-3 aku merasa gugub. Sampai dengan giliran kelasku ibu guru mengumumkan peringkat dikelasku. Ibu guru mengumumkan bahwa siswa yang mendapat peringkat tiga dikelasku adalah Aku. Aku terkejut mendengar hal itu namun keterkejutanku tidak berlangsung lama aku dengan segera meraih hadiah yang diberikan ibu guru dan langsung menyalaminya. Lalu Ibu guru mengumumkan lagi peringkat dua yang jatuh kepada Lisa dan peringkat satu yang jatuh kepada Ira.
   Sampai dengan waktunya pulang aku masih saja memikirkan tentang turunnya peringkatku. Aku yang biasanya menduduki peringkat 2 harus rela menyerahkan posisi itu kepada Lisa. Aku berjalan menuju kerumah berdua dengan Ira namun suasanya yang menyelimuti kami berdua tidaklah seperti biasanya. Sampai terdengar suara Ira yang memecahkan keheningan diantara kami; “ tuh kan benar dugaanku pasti Lisa yang akan menduduki peringkatmu ucapanku pun sudah terbuktikan ”, ucap Ira dengan bersemangat. Akupun hanya mengangukkan kepalaku saja, sebab jika aku mebalas perkataannya tadi maka tidak akan ada habisnya karena ia akan terus melawanku dengan argumen-argumennya yang tidak begitu logis.  Sebenarnya aku sudah tidak begitu perduli terhadap Lisa dan juga Novi namun karena mendengar perkataan Ira dan juga atas kejadian tadi saat pembagiaan raport aku menjadi kesal dengan Lisa dan juga Novi.
   Pada saat tahun ajaran baru aku tidak pernah lagi bertegur sapa dengan Lisa dan juga Novi. Jika ia menatapku maka aku akan memalingkan mukaku dan jika ia mengajakku berbicara maka aku hanya akan menjawabnya ketus. Hal ini pun terus saja berlangsung. Teman-temanku sekelaskupun lama kelamaan memusuhi Lisa dan juga Novi, mereka sering menjadi bahasan ejekan teman teman dikelas dan juga mereka sering dijahili oleh teman-teman sekelasku. Aku tidak perduli terhadap apa yang terjadi dengannya, tidak ada perasaan puas atau tersakiti melihatnya yang menjadi bahan bullyan teman-temanku.
   Tidak terasa satu semester telah aku lalui. Akupun sudah tidak begitu dendam dengan Lisa dan juga Novi.berawal dari bergabungnya Novi kedalam tim volly yang aku ikuti aku menjadi dekat dengannya. Awalnya aku tidak setuju dan menentangnya untu bergabung bersama tim ku namun begitu melihat kehebatannya bermain volley akupun menerimanya untuk bergabung, Begitupula dengan lisa awal  kedekatanku dengannya yaitu dengan ditunjuknya aku dan lisa untuk menjadi satu tim untuk mewakili sekolah mengikuti kejuaraan lomba dance hingga menjadikan ku dekat dengannya.
   Sampai dengan kompetisi berakhir aku masih berhubungan baik dengan Lisa dan juga Novi. Aku juga menjadi sering belajar bersama dengannya karena Ira begitu sibuk dengan les yang dia ikuti jadi ia tidak bisa ikut bergabung dengan kami, namun Via selalu ikut bergabung dengan kami jika kami belajar bersama. Saat hari pembagian raport  pun tiba namun tidak ada yang begitu istimewa bagi ku kedudukan peringkat dikelasku masih sama seperti sebelum-sebelumnya. Tetapi hal tersebut tidak membuatku kecewa aku merasa biasa-biasa saja.
   Saat aku meduduki kelas 6 SD kedekatannku dengan Ira sudah tidak sedekat dulu lagi. Disebabkan karena Ira yang selalu tidak memiliki waktu untuk kami mengobrol ataupun belajar bersama. Aku lebih sering menghabiskan waktu dengan Via dan juga Lisa.
   Sampai dengan suatu hari pertengkaran hebat terjadi antara aku dengan Ira, semua kebohongan yang Ira sembunyikan dariku terbongkar semuanya. Aku mengetahui bahwa Ira sudah menjadi kambing hitam antara permusuhanku dengan Lisa dan juga Novi dulu. Ira juga menghasut teman-teman sekelasku agar memusuhi Lisa dan juga Novi. Bahkan ia juga tertangkap menyontek saat ulangan berlangsung. Aku sangat kecewa terhadap kelakuannya, hingga  beberapa bulan aku tidak pernah menyapanya dan anak-anak dikelasku pun sama halnya denganku.
   Sampai dengan pergantian semester aku baru menyapa Ira, Ira pun  meminta maaf atas kelakuannya selama ini. Kami semua memaafkannya atas perlakuannya selama ini. Namun, hubungan persahabatan kami tidaklah sedekat dan seakrab yang dulu.
   Hingga tiba saat pembagian raport yang terakhir kali aku terima dimasa sekolah dasar aku berhasil meyalib peringkata Lisa dan juga Ira, aku mendapatkan peringkat satu. Begitupun dengan nilai-nilai di SKHUN  sementara ku yang rata-rata 92,5. Aku sangat bersyukur dan senang atas nikmat yang Tuhan berikan kepada diriku. Aku dan juga Via diterima disalah satu SMP terfavorit dikotaku melalui jalur prestasi. Berbeda dengan Ira yang memilih untuk masuk kedalam pesantren untuk memenuhi keinginan bundanya padahal ia sudah diterima di SMP tempat yang sama denganku namun ia menolaknya. Sedangkan Lisa memilih memasuki SMP yang dekat dengan rumahnya dikarenakan faktor ekonomi keluarganya yang kurang begitu bagus padahal ia bisa diterima di SMP yang sama denganku namun ia tidak mau membebani keluarganya dengan biaya sekolah yang mahal.
   Awalnya aku sedih karena terpisah dengan sahabat-sahabatku namun, mereka berjanji tidak akan melupakan tentang persahabatan kita yang singkat ini. Ira dan juga lisa mengatakan bahwa kelak saat kita SMA nanti kita akan bertemu lagi dan menjadi saingan lagi karena kita akan bertemu disekolah yang sama lagi. Dan benar setelah beberapa tahun manjalani masa-masa putih biru aku kembali bertemu dan dipersatukan lagi dengan sahabat-sahabatku. Kami berjanji bahwa kejadian dulu tidak akan terjadi lagi, karena kami berjanji akan bersaing memperebutkan gelar juara dengan cara yang sehat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teks eksposisi dampak media sosial bagi para remaja

contoh teks diskusi ojek online

Teks laporan hasil percobaan telur dadar gulung